Rabu, 01 September 2010

Test Widall


UJI SEROLOGI

Serologi adalah telaah ilmu tentang reaksi antara antigen dengan antibodi di dalam serum.  Reaksi serologi dapat digunakan sebagai :
1.      Menentukan antigen atau antibodi apabila salah satu dari hal tersebut telah diketahui
2.      Mengukur titer atau kadar
Tes serologi berdasarkan pada terjadinya ikatan antigen antibodi.  Serum penderita yang diduga mengandung suatu antibodi, direaksikan dengan antigen yang sudah diketahui jenisnya.  Apabila terjadi reaksi (reaksi positif), berarti penderita sebel;umnya telah pernah terinfeksi oleh antigen tersebut.  Jumlah antibodi (titer antibodi) yang terdapat di dalam serum penderita dapat dipakai sebagai dasar untuk diagnosa penyakitnya.
Contoh, reaksi Widall dipakai untuk mendiagnosis penyakit typus abdominalis yang disebabkan oleh Salmonella typhi.  Selain dapat dipakai untuk menentukan jenis kuman yang diasingkan dari penderita, juga dapat digunakan untuk menentukan  golongan darah sebelum melakukan transfusi darah, memilih donor yang tepat pada transplantasi jaringan.
Salmonella typhi mempunyai tiga macam antigen, yaitu : O antigen (somatik antigen), H antigen (flagellar antigen) dan Vi antigen (virulensi antigen) ada juga pustaka menambahkan K antigen (kapsul antigen).
Pada reaksi aglutinasinya :
1.      Aglutinasi O berbentuk butir-butir pasir yang tidak hilang apabila dikocok
2.      Aglutinasi H berbentuk butir-butir pasir yang hilang apabila dikocok
3.      Aglutinasi Vi berbentuk awan
Reaksi Widall adalah reaksi serum (sero-test) untuk mengetahui ada tidaknnya antibodi terhadap Salmonella typhi, dengan jalan mereaksikan serum seseorang dengan antigen O, H, dan Vi dari laboratorium.  Apabila terjadi aglutinasi, dikatakan reaksi Widall positif berarti serum orang tersebut mempunyai antibodi terhadap S. typhi, baik setelah vaksinasi, setelah sembuh dari penyakit tifus ataupun sedang menderita tifus.  Reaksi Widall negatif artinya tidak memiliki antibodi terhadap S. typhi.
Reaksi Widall dipakai untuk menegakkan diagnosis penyeakit tifus abdominalis.  Peninggian titer aglutinin O menunjukkan adanya infeksi yang aktif, peninggian titer aglutinin H disebabkan vaksinasi dan peninggian titer aglutinin Vi menunjukkan karier.
Antigen adalah zat yang dapat merangsang terbentuknya antibodi apabila dimasukkan dalam jaringan tubuh Antibodi adalah zat yang dihasilkan tubuh setelah dimasuki suatu antigen. Antibodi ini dapat berupa antibakteri, antivirus maupun antitoksin, bergantung dari antigen yang masuk.
Sifat antigen :
  1. selalu berupa protein yang mempunyai berat molekul lebih dari 10.000
  2. tidak mudah hancur dan terurai oleh cairan-cairan tubuh (darah, limfa dan sebagainya)
Sifat antibodi :
1.      terdiri dari suatu zat yqang menempel pada gamma globulin
2.      berada dalam keadaan larut dalam cairan badan (serum)
3.      dapat direaksikan dengan antigen secara spesifik
4.      dibuat dalam reticulo endothelial system (sumsum tulang, kelenjar limfa, liver)
5.      antibodi bersifat thermolabil dan tidak tahan apabila kena sinar matahari, karena itu harus disimpan pada tempat yang dingin dan gelap.
Sel bakteri, virus maupun toksinnya yang terdiri atas protein akan bertindak sebagai antigen apabila sehingga merangsang dibentuknya antibodi.  Beberapa jenis karbohidrat dan lemak, apabila masuk dalam jaringan  tubuh tidak akan bersifat antigen, tetapi apabila berikatan dengan suatu protein akan bersifat antigen, sehingga merangsang terbentuknya antibodi. Karbohidrat atau lemak yang dapat berikatan dengan protein dan bersifat antigen disebut HAPTEN.
Obat-obat tertentu apabila diberikan kepada seseorang yang sensitiv, dapat merupakan hapten karena berikatan dengan protein tubuh sehingga merangsang dibentuknya antibodi.  Misalnya, seseorang menjadi alergi terhadap obat sulfa atau penisilin.
Istilah Reaksi Antigen dengan Antibodi
Antigen
Antibodi
Reaksi
Aglutinogen
Precipinogen
Sel bakteri
Toksin
Aglutinin
Precipitin
Bakteriolysin
Antitoksin
Aglutinasi
Precipitasi
Bakteriolisis
Flokulasi

Weil Felix (1971) menemukan bahwa antigen badan kuman (antigen O, antigen somatik) berlainan dengan antigen dari flagel (antigen H) dan hasil aglutinasinya jelas berbeda.
Antibodi H, didapat dengan cara menyuntikan kuman yang masih bergerak dalam bentuk suspensi kuman hidup atau dimatikan dan antigen somatiknya dirusak dengan formalin, ke dalam tubuh binatang percobaan.  Titer yang didapat biasanya tinggi karena antibodi H mempunyai afinitas tinggi terhadap flagela dan mudah menyebabkan bergerombolnya flagela.  Pada manusia, titer yang tinggi menunjukkan adanya infeksi atau pernah divaksinasi, tetapi tidak ada hubungannya dengan derajat kekebalan tubuh karena antigen H tidak berhubungan dengan virulensi.
Antibodi O, didapat dengan cara menyuntikan kuman yang flagelanya telah dirusak dengan mencampur alkohol dan dieram pada suhu 37 OC selama 24-36 jam.  Biasanya titer yang diperoleh tidak begitu tinggi karena aglutinasi sel kuman diperlukan lebih banyak molekul antibodi.
Antibodi Vi, hanya terdapat pada kuman yang baru diasingkan dan terbatas pada Salmonella typhi serta beberapa jenis salmonella lainnya dan kuman enterik non patogen. Vi, kependekan dari virulensi, pada mulanya dianggap sebagai faktor penting untuk menentukan virulensi kuman, tetapi kemudian ternyata antigen Vi tidak sepenting reaksi aglutinasi dengan serum yang mengandung antibodi O.  Antigen Vi dapat dihilangkan dengan cara pembiakkan berulangkali.

Tujuan             :  Menguji secara serologi mikroba patogen yang menyebabkan penyakit

Bahan              :  Antigen Salmonella typhi H, serum darah penderita tyfus

Alat                 :  Objeck glass, mikropipet segala ukuran, pipet tetes

Prosedur          :
1.      Titer 1/80
Ambil 20 μl serum (antibodi) + 40 μl (1 tetes) reagen Widall (antigen S. typhi H)
2.      Titer 1/160
Ambil 10 μl serum (antibodi) + 40 μl (1 tetes) reagen Widall (antigen S. typhi H)
3.      Titer 1/320
Ambil 5 μl serum (antibodi) + 40 μl (1 tetes) reagen Widall (antigen S. typhi H)
4.      Amati masing-masing, apabila terjadi aglutinasi maka reaksi positif, dan apabila tidak terjasi aglutinasi (tidak ada antigen Salmonella typhi H pada serum penderita) maka reaksi negatif
5.      Pekerjaan diteruskan hingga reksi negatif.  Untuk titernya dihitung kelipatannya.

1 komentar:

  1. Why do casinos keep adding slots? - DRMCD
    In other 대구광역 출장안마 words, there are no 경상남도 출장안마 online 김해 출장샵 casinos where you can play slots without being tied to an 안산 출장마사지 actual casino. This means that if you ever get a 화성 출장샵

    BalasHapus